Academy Heroine’s Right Diagonal Back Seat **Prologue**

**Prolog**

“Maukah kamu berteman denganku?”

Jantungku berdebar kencang saat si cantik papan atas di daerah itu mengamati aku dari atas ke bawah dengan matanya, sambil mendengus pelan.

Emosi yang sekilas tercermin dalam tatapannya saat dia menatapku, mendekati penghinaan.

Jelas dia sedang berpikir seperti, “Hmph, menurutmu kamu pantas?” Tapi itu tidak penting.

Kenapa? Karena dia cantik.

Kelucuan adalah keadilan, dan kecantikan adalah suatu kesenangan.

Menatap wajahnya, perasaan iba yang tak terkira muncul dalam diriku.

Setelah merenung sejenak, dia bicara padaku dengan ekspresi main-main.

“Baiklah. Ayo kita lakukan, mari kita berteman.”

“Ngomong-ngomong, aku lupa membawa makanan penutup hari ini.”

“Macaron spesial yang dijual di toko pasti sempurna…”

“Kamu bisa membeli sebanyak itu, kan?”

“Karena kita adalah.”

“Teman-teman.”

Sebagai catatan, aku tidak bodoh.

Tentu saja, aku tahu kalau gadis itu memanggilku dengan sebutan teman hanya secara nama saja dan bermaksud memanfaatkan aku sebagai pengantar roti.

Apakah ada alasan bagiku untuk membeli macaron mahal itu untuk seorang gadis yang hanya berpura-pura memanggilku sebagai teman?

Pada saat ini, aku lebih rasional daripada sebelumnya.

Bahkan Sherlock Holmes, lambang pemikiran rasional, tidak akan sesuai dengan kondisi pikiranku saat ini.

Sebagai hasil dari pemikiran yang dingin, objektif, dan rasional—

aku berteman dengannya.

Tidak peduli bagaimana aku memikirkannya, ini adalah kemenangan besar.

BERIKUTNYA

BERIKUTNYA

—Baca novel lain di sakuranovel—